8 Juli 2013

1 Day Trip to Rammang-Rammang

Rencana yang kemarin tertunda, akhirnya jadi hari ini. Hihi. Saya, Fika, Daus, Abba dan kak Mizba start dari sekret himpunan, kita cus naik motor menuju salah satu desa yang terletak di Kabupaten Maros. Letaknya di utara Makassar, terus saja ikuti jalan poros Maros sampai dapat pertigaan Semen Bosowa, nah belok kanan. Tidak jauh dari situ, di sebelah kiri ada gerbang selamat datang yang disponsori oleh salah satu provider warna biru (cieee nda maunya mi sebut merk). Nah masuk ke gerbangnya, kita sudah sampai di Desa Salenrang, Kawasan Rammang-Rammang. Di samping kiri-kanan jalan terbentang sawah yang luaaas sekali. Pemandangan hijau-hijau yang tidak akan ditemukan di kota Makassar. Biasa ji? Eh tunggu dulu, belum selesai cerita. Kita telusuri lagi kedalam, wiiih ada jejeran batu-batu karst di seberang sawah. Tidak ada duanya di Indonesia. Dan katanya ini bukit karst terluas ketiga setelah yang ada di Cina dan Vietnam. Saatnya kita bilang "WOW!". 

Zoom untuk lihat jelas. Blurry karena foto
diambil dari atas motor yang lagi jalan huehe
Pokoknya kita telusuri terus jalan masuknya, semakin ke dalam, eh malah dapat jalanan 'off road' yang licin dan berlumpur, mungkin karena habis hujan. Saya yang tadinya dibonceng sama Fika, Fika nyerah bawa motor. Jadi saya pindah ke motornya Abba, Daus bawa motornya Fika. Sepanjang jalan 'off road' ini bikin deg-degan coy karena jalanannya memang licin sekali. Sempat motornya Abba sudah miring ke kiri, saya dan Abba nyaris jatuh dilumpur, tapi untung dianya lincah. Jadi saya sarankan kalo mau kesini, pake sendal/sepatu yang siap kotor! Kalo saya sendiri pake sendal jepit. Hihi. Lanjut, telusuri lagi kedalam, kita dapat jembatan. Parkir motor di pinggir jalan. Liat kiri-kanan, pemandangannya sungai, pohon nipah, pohon kelapa, gunung dan batu karst. Keren asli! Pas cek HP, ih kodong tidak ada sinyalnya IM3! (Cieee sebut merk mi tawwa).

Panorama shoot
Katanya kita bisa telusuri sungainya dengan menggunakan perahu, biaya sewanya Rp. 150.000 untuk 10-15 orang. Tapi karena kita cuma 5 orang, jadi nda kesampaian mi. Padahal mau sekalika kodong (T.T). Sambil menunggu kak Mamat yang katanya mau nyusul, kita foto-foto dululah :D



Matching toh baju ku sama suasananya :3
Salah fokus gang. Tapi yang penting manis :3
Bersama Fika
Turis coy. Bah iyo paling pendek memang kasian.
Lagi asik foto-foto, sendalnya Fika yang sebelah kanan jatuh di sungai. Muahahaha! Sendal swallownya kodong terbawa arus sungai. Tapi untung ada seorang Bapak yang sangat berbaik hati ambilkan. 

Ekspresi Fika kehilangan sendal swallownya. Muahahah.
si Bapak yang berbaik hati ambilkan sendalnya Fika.
Mudah-mudah si Bapak tidak bilang "Astagaaa sendal Swallow ji paeng. Huft!"
Setelah capek foto-foto dan kak Mamat belum datang-datang juga. Akhirnya kita putuskan meninggalkan jembatan terus naik ke batu karst. Lagi-lagi diliewati itu jalanan 'off road' karena tidak ada jalan lain. Dan kami berhasil! (apakah -_-). Pas naik di batu karst, dikarenakan saya pake sendal jepit kodong, jadi kesusahan manjat-manjatnya. Jadi saya sarankan, bawa sepatu/sendal gunung biar enak. Foto-foto lagi :D

Nda tau pake gaya apa itu Fika
Pake timer. Asit.
Semacam anak band begite
:3
Sementara lagi foto-foto, Kak Mamat sudah datang. Lanjut perjalanan. Kita kembali ke jalan yang tadi yang bisa lihat pemandangan sawah dan batu-batu karst. Parkir motor di pinggir jalan lagi. Tenang, Insya Allah aman kok. Terus kita turun dan jalan di pematang sawah menuju batu karst lagi. Kurang mi foto-fotoku disini gang. Ka cowo-cowonya manjat di batu-batu yang tinggi baru dibawa kamera. Huft. Jadi cuma foto pake kamera HP. Huft lagi.

Keren yak
Semangat kaka
Jalan terus kaka
Semacam zaman purbakala begite
Calon penghuni batu karst
Semacam manusia lupa peradaban
Orang-orangan sawah
Dikarenakan capek, lapar, cuaca mendung dan sudah sangat sore. Maka kita kembali ke jalan tadi tempat parkir motor, kita kaget (lebay seng), nda ji, bukan ji motor hilang, cuma ada semacam cairan warna merah kecoklatan di jok motornya Fika. Darah kah? Daus colek sedikit, cium baunya. Astaga cat pade. Dekat situ ada rumah panggung, di bawah rumah ada bocah-bocah sembunyi, mengintip baru ketawa-ketawa. Kemudian kak Mamat bilang ke meraka, "Pintar. Saya kasi meko ACC+ dek" -_-

Setelah jok motornya Fika di bersihkan pake daun-daun (kodong). Langsung caw balik! Terus singgah sholat dulu di salah satu Masjid di Maros. Kemudian caw lagi, terus singgah lagi di warung makan. Duduk, pesan, raba kantong celana, mana HPku kasian, mati mija, HP nokiyem komuniketerku kodong udedeh hilangmi. Terakhir pegang pas sebelum masuk masjid. Telpon nomornya, tidak aktif. Sudah. Adami itu yang ambil. Kodong nomorku eh. Masa saya harus ganti nomor lagi. Tapi akhirnya si Daus dan Abba berbaik hati kembali ke Masjid carikan. Harap-harap cemas ma kodong. Tidak lama, mereka kembali. Kemudian Abba senyum-senyum bilang , "Ada ji". Alhamdulillah :')

Mari makaaan
Selesai makan, caw balik ke rumah. What a day! Harapan, next time kalo kesini pokoknya haruuuus naik perahu telusuri sungainya. Terima kasih sudah membaca \o/

Bonus. Panorama shoot dari atas batu karst.
retweet kaka~

5 komentar:

  1. Keren bgt !! Mirip situs purbakala gitu yaa. Kl nanti ke Makassar pengen kunjungin ah. Ini dkt dari Mksnya kan ?

    BalasHapus
  2. Iya. Kalo berdiri di batu karstnya jadi berasa kayak hidup di zaman batu-_-
    Iya nda jauh kok, sekitar sejam dari pusat kota Makassar.

    BalasHapus
  3. waduh, saya dari kemariiiiin kemariiinnn mau sekali ke sini. Semoga kesampeann. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh di komen balik. Haha. Situ orang Makassar ya ternyata -_-
      Coba-coba mi kesana, keren sekali serius. Dekat ji lagi dari kota :D

      Hapus
  4. wah keren. saya kena suka kan thread ini. makcik ku kata makasar memang kota seronok. salam lidia ^^

    BalasHapus

leave comment