22 Juni 2011

simple as that


B : "..tapi ketika kita telah menemukan yang tepat, kenapa hati dan pikiran masih menyimpan alasan? Menurut lo gimana?"

G : "kalo menurut gue, cinta bukan hanya menemukan yang tepat. Gue juga pernah baca novel yang salah satu kutipannya itu, cinta itu ngga butuh alasan. Jika cinta membutuhkan alasan dan ketika alasan itu hilang, maka cinta itu juga akan hilang bersamanya"

B : "berarti selama ini gue salah mengartikan perasaan gue ke elo dong"

G : "hah? maksud lo?"

B : "I have a big crush on you. Really big. Tapi diikuti dengan alasan. Gue kira itu cinta, ternyata menurut lo itu bukan."

G : "haha really? jadi inti pembicaraan kita itu kesini? kalo boleh tau, sejak kapan? alasannya apa?"

B : "gue selalu ngerasa seneng kalo ada di deket lo, dan selalu pengen deket sama lo. Ngobrol bareng lo. Gue nyaman. And I love the way you treat me"

G : "Hahahaha serius?"

B : "funny, huh? tadi dan sekarang iya, ngga tau kalo semenit lagi"

G : "haha itu bukan cinta tau. itu sayang. jadi beneran lo sayang sama gue?"

B : "I think so. Terus?"

G : "so do I"

B : "for real?"

G : "kalo mau anggap itu cuma becanda juga gpp"

B : "so, uhm, are we a couple now?"

G : ":)"

B : "cute. Gue anggap itu sebagai 'yes'"


well actually, this isn't my lovelife story. it just came out from my head, and I write it here. I don't even know why:p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave comment